Premium WordPress Themes

Jumat, 09 Agustus 2013

PESAN ANAK JALANAN

Dari lampu merah Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Sepasang anak kecil bernyanyi setengah hati mencoba menghibur tepat jam sepuluh malam.
Bukan suara nyanyian atau melodi nada ukulele yang menjadi perhatianku.
Bukan tatapan penuh melas mengiba uang recehan yang menggetarkan hati.
Tak ada uang recehan yang layak untuk semua usaha di kota yang mati.
Mereka tak layak menerima recehan yang hanya akan menjadikan dirinya sampah.

Sampah lampu merah di kota Jakarta yang megah.
Pemimpin terlalu sibuk membangun ratusan apartemen mewah.
Mencari simpati rakyat seperti tikus yang menjilati nanah.
Selalu tak ada anggaran untuk pendidikan dan kehidupan yang layak.
Patung Selamat Datang sudah terlalu lapar untuk memakan uang pajak.
Sirkus politisi menjadi hiburan luapan emosi.
Drama manipulasi yang menguras tenaga kami.
Pendidikan tetap menjadi barang yang mahal.
Di atas sebuah system yang tidak ingin disebut feodal.
Nasib bank lebih penting untuk diselamatkan.
Bahkan melebihi nyawa manusia yang mati kelaparanHarus berapa generasi lagi yang mesti dikorbankan.
System yang gagal memberikan kesejahteraan.
Lalu untuk apa mati-matian dipertahankan.
Inikah tujuan Negara ini diproklamasikan.
Jutaaan pemuda sibuk mencari posisi.
Departemen pemerintahan lebih menjanjikan untuk meraih materi.
Walau gagal tetap berusaha mencoba lagi.
Ada rasa nyaman bila berada di bawah ketiak gubernur atau sang menteri.
Hentikan doktrin materi yang meracuni generasi kami.
Racun materi akan menghancurkan bangsa ini.
Racun materi akan melupakan semua mimpi dan pendidikan kami.
Racun materi akan membentuk kami setia pada korupsi.
Hancurkan ego kepentingan yang sudah membumi.
Kesombongan tak pernah pantas di atas pangkuan ibu pertiwi.
Dengarkan nurani yang meneriakan suara hati.
Bukan aturan hukum formal yang selalu mengelabui pandangan kami.
Dengarkan kejujuran atas nama ketulusan.
Bukan materi yang menjadi rahim tempat lahirnya bualan kemunafikan.
Anak jalanan sudah terlalu lelah berteriak di trotoar jalan.
Segera kirim mereka ke bangku-bangku sekolahan.
Berikan mereka kehidupan bukan sekedar uang recehan.
==========================================

Sumber:http://whichal.wordpress.com/ 

0 komentar:

Posting Komentar

KOTAK KOMENTAR

Nama

Email *

Pesan *