Peningkatan
kehidupan ekonomi masyarakat Papua hingga sampai saat era modern ini
perlu mendapat perhatian penuh. Selama ini orang Papua asli hanya
menjadi penonton di negeri sendiri. Sementara mereka sampai saat ini
belum ada tanda-tanda akan hidup sejaterah dan makmur. Kalau kita mau
jujur, amati dengan cermat mengenai kehidupan orang Papua asli di
bidang ekonomi, mereka saat ini nyaris terasing di negeri mereka
sendiri. Meskipun saat ini beberapa kota di Papua tidak berbeda dengan
kota lain di Indonesia. Misalnya di Jayapura orang dengan mudah
menemukan hotel berbintang, kawasan pertokoan yang berjejer-jejer di
Kota Jayapura, kawasan Entrop, Hingga Abepura.
Kalau jalan-jalan ke Pasar, di sana di padati pedagang. Namun mama-mama
orang Papua asli sendiri tidak memiliki tempat yang layak dalam
melalukan aktifitas dagang. Tokoh- Swalayan, Restoran siap saji, dan
warung makan bertebarang dimanan-mana. Ironisnya, lebih sulit mencari
orang asli Papua yang bekerja di sejumlah sentra perekonomian di Pasar.
Mereka hanya berjualan kebutuhan sehari-hari. Mama-mama hanya
berjualan sayuran, ubi (ipere:Wamena) dan pekerjaan itu tidak rutin
dilakukan.
Mama-mama Papua (Sumber:Google) |
Matahari, mendung dan hujang diterima mereka. Sayur menjadi layu
terkena mata hari dan bahkan kadang mereka menerimah resiko barang
dagang di hancurkan Polpepe karena mereka jualan di tempat-tempat yang
tidak diperbolehkan pemerintah. Tetapi bagi mereka sangat strategis.
Lagi pula di pasar mereka tidak ada tempat yang layak, karena kalah
bersaing. Di kebanyakan pasar tradisional, masih banyak terlihat orang
asli Papua berjualan di los Pasar. Akan tetapi di pasar kaget, los
pasar dipadati pendagang pendatang, sedangkan pedagang asli Papua pada
umumnya berjualan di telaras pasar atau di emperan toko. (Baca :
ekspedisi Kompas, 123). Jari tangan kita cukup untuk menghitung orang
Papua Asli yang bekerja di satu toko, kios, warung makan, atau toko
swala. Lebih sulit lagi menemukan orang asli Papua (mama Papua) yang
memiliki usaha sekelas itu. Inilah sebuah tantangan dan perjuangan yang
dihadapi masyarakat asli penduduk Papua.
Ini adalah wajah cara bisnis mama penduduk asli di tanah Papua yang
dikuasai penduduka pendatang. Menurut ekpedisi Kompas tagub 2007 lalu,
dituliskan bahwa Warga bugis, Buton, dan Makasar lebih banyak bergiat
di sektor perdagangan sedangkan warga Menado, Toraja, dan Jawa di
birokrasi pemerintahan. Orang Papua sendiri amat mendominasi dalam
nirolrasi dan formasi pegawai negeri sipil di Papua. Akan tetapi
disektor perekonomian orang asli Papua tenggelam.
Menurut Ketua Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Papua,
Albert Rumbekwan “Ketidak berdayaan orang asli Papua disektor
perekonomian mereupakan fenomenan yang terjadi saat ini di berbagai
kota di Papua” Ia mencatat, di kawasan pertumbuhan dan kegiatan ekonomi
di Papua seperti di Jayapura, Timika, Sorong, dan juga di Merauke –
para pendatang mejadi aktor ekonomi yang dominan.
Kalua melihat kehidupan sosial orang asli Papua mereka terdiri dari
petani, peternak dan nelayan. Namun sampai saat ini di erah Otonomi
yang sudah bergulir selama 8 tahun, hanya sedikit dapat dihitung dengan
jadi mereka yang beternak, nelayan dan menjadi petani? Petani, nelayan
dan peternak yang sukses di Papua pun kebanyakan adalah para
pendangan.
Disitulah, seharusnya menjadi titik perhatian pemerintah, dan lembaga
swadaya serta Agama dan kita semua yang peduli. Memberikan dorongan,
pencerahan dan skill serta modal untuk menghidupkan usaha kecil dari
potensi luar biasa yang mereka miliki. Semua elemen di Papua yang di
sebutkan di atas memiliki pekerjaan rumah yang berat. Pekerjaan itu
adalah memformasi ekonomi kerakyatan yang sesuai dan cocok bagi
pengembangan ekonomi masyarakat asli Papua. Menarik mereka terlibat
secara langsung ataupun tidak tidak langsung berperan mengambil bagian
untuk mengakat potensi ekonomi daerah. Menyadari hal ini maka kitanya
menjadi penting untuk meningkatkan sisitem usaha atau bisnis yang
dilakukan mama-mama Papua di pasar. Dengan harapan memberikan inspirasi
yang menjadi kerja sama berbagai pihak untuk melawan keterasingan dan
kemiskinan di negeri Papua yang kaya dan raya namun direbut orang
asing.
By. Papuans
======================================
Sumber:http://pitoowa.blogspot.com/
======================================
Sumber:http://pitoowa.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar